Tuesday, May 27, 2008

SIAPA BARBAR ITU?

Siapakah The Barbarers, alias geng Barbar itu? Gak seperti namanya yang sangar, kami cuma 8 harmless females yang bergabung tahun 2001 waktu ada acara FSRD 2001 di Sabuga. Waktu itu, kami2 ini malas bergerak menuju Basecamp SR 01 di Dago Bengkok, di pabrik sepatu Konnichiwa. Awalnya karena PW ajah nongkrong, duduk2 di lantai Sabuga yang dinging pas Jumatan . Hehehe... Tapi akhirnya kita sering nongkrong bareng, maen bareng, curhat bareng. Hobi kita bgobrolin cowo dan makanan secara tak beradab. That's why we called ourselves BARBAR!

Gak ada yang namanya ketua geng di sini, semua punya kekhasan yang unik dan memperkaya persahabatan kita. Walau sempat ada intrik di sana-sini (namanya juga deket, ada gesekan dikit wajar ya), tapi akhirnya kita tetap eksis sampai saat ini, walau komunikasinya cuma lewat dunia maya. Huhuhu... Ada yang namanya Isabella a.k.a. Bella a.k.a. Kubel ('sang pengurai' yang betah di Bandung), Amelia a.k.a. Mei2 a.k.a. Meikun (pelahap karbohidrat yang sekarang di Sumatera), Paula a.k.a. Bapau/Pau2 (aduh pusing pusing...masih di Bandung), Melani a.k.a. Melan a.k.a. Buntel (tanggal 8 Juni married lho di Jakarta), Melati a.k.a. Ponky (digosipkan punya toko HP, penduduk aseli Bandung yang kerja di Jakarta), Karina a.k.a. Kay a.k.a. Buritta (kamana wae euy? Kumaha si Koko teh, damang? Penduduk Jakarta yang jadi karyawan pabrikan nih sekarang di Bandung), Yashinta a.k.a. Yas a.k.a. Buk2 (married with 2 children, tinggal di Jakarta), dan Irin a.k.a....Irin (dulu Tare Panda tapi panggilannya gak populer...hehehe...sekarang tinggal di Kalimantan bersama suami tercinta).

Whoaaa... beda kota, beda pulau, beda jurusan, beda minat, tapi tetep deket di hati huihihi..... SAMPAI KETEMUN, BARBAR! Ayo menabung, mari kita piknik bersama di tahun.....2010? Without our couple, ya girls!!! Hehehe

APA SIH KERJAAN SENIMAN?

Gw sempet baca di The Jakarta Post kalo Habiburahman apaaa gitu (namanya susah), si pengarang Ayat-Ayat Cinta sempet bilang bahwa dia ingin menyampaikan virtue/value/nilai2 hidupnya pada karya yang diciptakannya. Hal ini sangat jarang kita dengar di dunia seni, di mana kebanyakan seniman menganggap seni hanyalah sarana ekspresi pribadinya. Padahal setiap karya atau kerjaan manusia tuh sebenernya sarana kita buat beribadah, untuk menyalurkan nilai2 positif atau ’berkat’ Tuhan yang kita miliki.

Saat ini gw dan banyak desainer dari kalangan DKV sebel banget ngeliat iklan LUX ungu baru yang Magic Spell. Iih, kenapa sih gak dicabut dari peredaran? Dulu aja iklan A Mild yang gambarnya kartun lucu dicabut karena dianggap membuat anak2 tertarik ngerokok, padahal diliat dari kualitas eksekusinya keren banget. Sedangkan iklan LUX ini--yang secara jelas seakan menyebar virus ”girls, be a B***Y woman, wear a sexy outfit, and guys will adore you”-- dibiarin? Buset dah... APA KATA DUNIA? EH.... APA KATA TUHAN? Trus, banyak banget iklan gak mendidik, khususnya buat wanita, misalnya aja iklan pemutih dan pelembab kulit. Misalnya....apa ya namanya...kayaknya Haseline Citra, yang ceritanya ada suster di panti jompo yang putih sehingga dianggep malaikat dan diterima dengan baik oleh para jompo di sana dibandingin suster2 lain yang kulitnya gak putih. Jleb! Apakah standar kecantikan fisik itu satu? Nggak kan? Padahal orang Indonesia kebanyakan gak putih. Gw ajah yang blasteran ini (cieee...ngaku2:P) kulitnya coklat...(kata Om alias Ardhie...tutung jegek...hayo ada yang tau gak artinya?)! Nah, iklan2 macem ini nih yang harusnya disensor dan gak boleh ditayangin. UrusanYLKI kali ya? Hmmmm....

Gw rasa, seorang desainer dan seniman jangan Cuma nyari duit doang ngikutin kemauan klien. Win-win solution boleh ada, lagian siapa sih yang gak butuh duit? Tapi jangan sampai nilai2 yang kita pegang dilupain gara2 mata ijo ngeliat duit. Kalo gitu caranya, gak usah kuliah tinggi2 dah kalo gak punya konsep, idealisme, dan virtue yang kuat! Kan sama aja dengan para ’so-called-designer’ atau drafter yang gak perlu mikirin apa2 kecuali kemauan klien?

Buat gw, seni n desain seharusnya bisa jadi alat buat kita lebih menggelitik masyarakat untuk lebih aware terhadap detail2 dari kehidupan sosial sekitar kita yang kadang terlewatkan oleh mata awam--karena seni itu adalah to emphasize.. menonjolkan suatu detail yang ada sehingga lebih diperhatikan orang. Kalo seniman dan desainer bisa manfaatin hal ini, GAK BAKAL ADA LAGI deh orang awam yang bilang kalo karya kita Cuma ngabisin duit n gak ada gunanya buat bikin hidup dia lebih indah!

HOT GOSSIP!

Salah satu bukti bahwa budaya lisan itu lebih mendarah daging dalam diri orang Indonesia adalah dengan adanya budaya gosip! Tapi sayangnya, budaya gosip ini dibumbui dengan budaya kekeluargaan yang terlalu berlebihan. Misalnya, liat aja tayangan infotainment di Indonesia. Presenter dan wartawan gosip lebih doyan ngebahas gonjang-ganjing kehidupan pribadi para artis dibanding prestasinya. Contohnya, baru2 ini Ahmad Dani diundang ke Australia untuk diwawancara salah satu saluran televisi dan jadi dosen tamu untuk bicara tentang musiknya dan hubungannya dengan Islam di Indonesia. Tapi yang dihebohin di semua infotainment adalah gosip kawin sirinya dengan Mulan. Cuma infotainment Silet yang ngasih info lumayan berimbang karena menampilkan cukup banyak scene Ahmad Dani sedang manggung di Australia, serta saat diwawancara saluran televisi (walau porsi gosipnya juga masih ada...tapi setidaknya lumayanlah dibandingkan infotainment lain).

Kenapa ya gak ada infotainment yang bermutu...tanpa ada gosip tapi cukup ceritain prestasi dan kerjaan para artis Indonesia? Misalnya, kenapa gak ada infotainment yang ngeliput saat Nicholas Saputra jadi juri festival film di Singapura, tapi ada banyak infotainment yang ngehebohin dia pacaran sama siapa lha, dia sombong gak mau bagi2 info soal kehidupan pribadinya lah, dll? Info soal achievement dia kayaknya Cuma ditulis di koran2. Ato ada gak infotainment yang berani ngewawancarain Letto yang berani menampilkan aransemen musik berbeda (etnik dan unik, yang pastinya ’unexpected’) di tayangan Indonesian Idol Jumat 23 Mei kemarin? Padahal gw rasa, seintelek2nya orang sebenernya masih pengen lho hiburan ringan semacam infotainment supaya tahu apa yang dilakuin para idolanya....asal isinya jangan terlalu kosong karena Cuma bahas kawin cerai dll! Soalnya setiap orang pasti butuh idola!

Oia, Rabu kemaren gw pas mo tidur kebetulan denger talkshow di radio. Ada cewe yang udah dilamar 4 orang cowo berbeda tapi masih parno untuk married karena keseringan nonton infotainment yang isinya seputar perceraian artis, plus karena denger cerita temen2nya yang punya kehidupan rumah tangga kurang baik. Padahal dia bukan produk broken home!

Sudah saatnya kita mengurangi kebiasaan ngegosip dan nonton infotainment kalo setiap saluran TV lebih banyak ngasih bad news di siaran berita dan infotainment-nya! Mudah2an akan ada lebih banyak siaran TV yang berisi kabar baik dan menginspirasi semacam Kick Andy dibanding infotainment yang isinya sama semua di setiap jamnya. But the last resort is (pilihan terakhir): matikan TV-mu!

Saturday, May 24, 2008

UNEG2 BUAT PEMERINTAH

Denger2, harga BBM gak dinaik2in karena pemerintah lagi nyiapin bantuan tunai langsung buat masyarakat menengah ke bawah. Haaahhh? Don’t they learn their lesson? Emangnya bantuan tunai yang dulu tea efektif gitu? Menurut gw... dan banyak orang lain, it doesn’t work at all! Ibaratnya ada orang demam berdarah tapi yang diobatin demamnya doang, bukan demam berdarahnya. Gak bakal sembuh2! Lagian dengan menunda kenaikan BBM bikin rakyat makin menderita. Harga-harga kan udah pada naik dari sekarang. Ntar pas BBM harganya naik pasti harga barang juga ikutan naik. Padahal gaji pasti gak dinaikin. Kalaupun naik pasti dikiiit banget dan gak bakal bisa nutupin biaya pengeluaran yang membengkak!

Kenapa sih pemerintah gak mikirin prioritas kepentingan negaranya? Kalau kebanyakan pikiran, kenapa gak buka forum buat masyarakat kasih masukan? Misalnya aja sayembara esay di kalangan mahasiswa yang isinya alternatif solusi buat pemerintah. Kan gampang! Pemerintah terbantu, masyarakat juga senang karena aspirasinya didengar pemerintah! Dulu pemerintah janji mau kasih 20% anggaran buat bidang pendidikan. Tapi yang terjadi saat ini malahan adanya privatisasi perguruan tinggi negeri lha, SPP naik lha, dll. Konyol... Gaji guru gak naik2, tunjangan DPR malahan gede. Kalo guru protes gaji kurang malah dianggap tidak punya hati melayani. Lha...jadi DPR dan pemerintah lebih2 dong?!

Nyokap gw guru di SMKN 12 Pajajaran. Ceritanya, guru2 yang punya pengalaman kerja lama diprioritaskan untuk dinaikkan uang tunjangannya, tapi dengan catatan harus ngumpulin portofolio berisi sertifikat seminar, dll. Udah itu pake waiting list segala...harus nunggu berbulan2 bahkan setahun lebih gak beres2. Trus yang nyebelinnya, tiap sekolah Cuma dikasih jatah secara merata: hanya sekian guru saja yang bisa dapet privilege itu. Jadi ada sekolah yang sebenernya guru2nya belum lama pengalaman ngajarnya tapi dapet jatah itu, sedangkan ada sekolah yang guru2nya udah pada lama pengalaman ngajarnya tapi karena jatahnya Cuma dikit, jadinya gak semua dapet privilege itu. Gile...sedih banget sih nasib guru. Gak fair banget! Ini baru di kota besar, kebayang lebih sengsaranya para guru di pelosok...Padahal kalo diliat2, anggota DPR dengan mudahnya dapat tunjangan ini-itu padahal kerjaannya ngapain? Banyak yang tidur, debat kusir, nggak banget deh!!!

Lebih mirisnya lagi, banyak orang yang kerja di dinas pendidikan dan agama tapi justru lebih banyak korupsinya dan lebih banyak standar gandanya. Nyokap gw cerita, kemaren2 pas ada hari pendidikan, guru2 sebenernya mo demo (tapi akhirnya gak jadi). Soalnya ada tunjangan yang belum dibayar2 sampai satu tahun lebih. Cenah mah bakal dirapel...tapi gak jelas kapan. Katanya sih sebenernya duit itu udah ada tapi karena ‘alasan teknis’ jadi pembagiannya ditunda dulu. Pasti ketebak lha ‘alasan teknis’ apa dimaksud!!! Hmmm... mungkin ini cerminan rakyat Indonesia juga yang punya dualisme hidup: punya agama tapi gak menjadikannya sebagai way of life. Cuma sekedar sekedar setuju aja bahwa way of life agamanya OK, tapi kalo susah dijalanin gak usah aja deh.... Waaakkkk....piye toh?!? Ngapain beragama kalo kayak gitu?

Ok, kita kembali ke soal bantuan langsung tunai . Kan selama ini banyak orang protes tapi gak ngasih solusi, makanya berantem mulu. Makanya walau keki (tapi gak tau harus ngapain...soalnya bukan pejabat sich), gw cari2 ide...apa yah yang harus dilakuin pemerintah? Here’s the ideas:
1. Bebasin SPP buat para murid di sekolah2 yang mayoritas siswanya dari kalangan menengah ke bawah! Trus, untuk ningkatin prestasi dan kualitas hidup tambahin aja bantuannya. Misalnya, ada ‘peningkatan gizi’ dengan cara bikin makan gratis buat para siswa tersebut. Kalo perlu tiap hari! Kan warga sekitar bisa dapet tambahan gaji juga, misalnya ada yang direkrut jadi tukang masak, tukang cuci piring, macem2 dah! Kebutuhan sekolah standar misalnya alat tulis, buku juga dikasihin buat anak2. Jadi orang tua gak perlu pusing nyisihin duit lagi untuk sekolah anak2nya. Trus kalo ada kendala transport, anak2 semua dikasih sepeda! Selain jadi sehat, kan seru bisa main juga! Budget pendidikan 20% beneran terealisasi, beban para orang tua berkurang (gak usah ngasih uang saku karena udah dapet makan gratis di sekolah), bahkan ada beberapa warga yang dapet tambahan penghasilan. Secara jangka panjang hal ini lebih berguna, soalnya bakal banyak anak2 yang bisa nerusin sekolah, tambah pinter, ngerubah ‘jalan hidup’ keluarganya. Kan lebih menyenangkan dan mendidik daripada harus ngantri n gontok2an waktu ngambil duit tunai pemerintah. Negara kita harusnya bukan jadi negara pengemis!

2. Tambahin beasiswa, khususnya buat orang2 yang gak mampu tapi punya cita2 selangit. Zaman sekarang banyak orang yang terpaksa masuk ke jurusan yang gak dia sukain Cuma supaya bisa bertahan hidup (dapet duit). Akibatnya apa yang dia kerjain gak maksimal, karena gak ada motivasi or gak ada hati or gak ada duit... Contohnya aja, banyak pengamen tapi yang jago banget di bidang musik dikit, padahal banyak tempat yang butuh ahli musik (contohnya gereja-gereja). Oia, ortu juga harus bisa dorong anak2nya untuk milih jurusan ato pekerjaan yang dia sukai dan kuasai, bukan karena lumayan buat ngehasilin duit. Nah, pemerintah juga harus bisa kasih gambaran profesi apa yang dibutuhin di Indonesia saat ini dan kebutuhannya berapa (badan sensus dan tenaga kerja perlu terlibat nih!), serta membuka lowongan untuk hal itu. Contohnya dokter kan sebenernya kurang banget di Indonesia, tapi masih sedikit yang jadi dokter karena mahal biaya pendidikannya. Terus penjaga kelautan di Indonesia juga dikit, padahal lautnya luas banget (bajak laut Indonesia bisa gak yah dikaryakan? Dicuci otaknya dulu... Hahaha... Maybe it’s possible, kayak di Catch Me If You Can kan bisa2 aja orang jahat tapi berprestasi dijadiin ‘partner’ untuk hal yang baik...asal bisa diyakinkan). Atau misalnya para warga asli di sekitar hutan lindung dikasih gaji untuk ngerawat hutan dan hewan2 di dalamnya, biar mereka gak usah ngerambah hutan demi nyari duit. Kan kemampuan mereka juga nantinya bisa dikaryakan, misalnya kalo ada peneliti ato turis yang pengen tau flora fauna Indonesia, mereka bisa turun tangan! Masih banyak lagi hal yang bisa dilakuin supaya Indonesia jadi tempat yang enak buat hidup! Asal ada political will dari pemerintah dan mau kerja keras. Tuh, banyak pegawai negeri yang nganggur pas jam kerja, nyantei2 n telat masuk kerja (including my own brother...huh...), kan bisa dimaksimalkan jam kerjanya untuk ngurusin hal2 begituan. Maximize our potential!

3. Tingkatin dana untuk pengembangan penelitian. Orang pinter di Indonesia the banyak banget, tapi kadang dipandang sebelah mata oleh masyarakat dan pemerintah. Kalo pinter fisika dibilang, “Koq aneh suka Fisika? Kan susah!”, kalo ngelanjutin S2 ato S3, “Ngapain sekolah tinggi2, kan banyak sarjana nganggur? Kepinteran jadi keblinger loh!”. Kalo seneng baca, “Iih...kutu buku! Cuma tulisan semua isinya, ngebosenin! Mending cari duit!”. Tapi kalo jadi artis dianggep kereeeen banget! (Padahal sarjana nganggur mungkin karena soft skillnya jelek walau hard skillnya okàmakanya jangan Cuma baca buku pelajaran doang...gaul dong, ikut organisasi dong! Terus, artis walau kaya tapi kualitasnya belum tentu bagusàgw paling gak suka sama artis yang ngaku2 ‘pekerja seni’ atau ‘seniman’ padahal aktingnya parah. Itu namanya merendahkan jerih payah para seniman asli Pantes aja jarang yang bisa go Asia atau go international!). Nah, kalo penelitian lebih dihargai kan lebih banyak penemuan yang bisa dikomersilkan untuk kepentingan masyarakat. Misalnya kendaraan yang butuh bahan bakar non-fosil, pengawet makanan pengganti formalin, dll. Kalo pemerintah gak jeli, bisa2 hasil penemuan orang Indonesia dipaten luar negeri, dan akibatnya pemerintah kudu bayar mahal kalo hasil penelitian itu mau dipake di Indonesia. Kalo gak salah Perancis yah yang bantuin dana penelitian sistem konstruksi Sosro Bahu (atau fondasi cakar ayam yah?) yang untuk di jalan layang gitu deh (sori kalo kurang akurat...bukan orang sipil nih...hehehe).

4. Tunjangan kesehatan! Pernah nonton film dokumenter Sicko? Di negara Perancis dan Inggris orang masuk rumah sakit tuh tenang, gak usah mikirin bayarnya gimana. Kalo di Indonesia, orang masuk rumah sakit mikir dua kali.... atau bahkan sekalian gak jadi (akhirnya ke dukun ato pengobatan alternatif dah...hahaha...). Gimana kalo budget untuk bantuan langsung tunai dialihkan untuk peningkatan kualitas kesehatan? Misalnya gratis ke Posyandu dan Puskesmas!

Oia...kalo ngebahas ini gw jadi keinget sama pelajaran SD. Katanya kebutuhan primer manusia itu sandang pangan papan, sedangkan sekunder itu kesehatan, pendidikan, rohani, dll. Hmmm... kalo dipikir2 sekarang, kayaknya itu kebalik yah? Atau setidaknya kurang tepat, apalagi kalo dibandingin sama teori Marslow. Pantesan aja kita lebih mentingin hal yang fisik dibanding non-fisik...Hmmmmmmm..............

Hmmmmmmmmmmmmmmm..... banyak ide di kepala gw yang belum bisa diungkapkan kata2. But I keep on praying for Indonesia. Semoga Indonesia gak lagi jadi macan ompong ato naga yang tertidur terus2an. Amin!!! Ayo bangun! Bangun! Bangun! Bangun! Udah siang!!!

VISION WITHOUT A MISSION IS A DAYDREAM
MISSION WITHOUT A VISSION IS A NIGHTMARE!

-Bella-

Saturday, May 3, 2008

VISIT INDONESIA YEAR 2008

Gals, dah pada tau tagline-nya Indonesia kan kalo promosi wisata? Sebenernya punya isi tapi sama sekali gak ngejual. Apalagi yang apa tuh... memperingati 100 tahun hari kebangkitan nasional? Weleh...weleh... Bandingin sama tagline Malaysia: Truly Asia, dan negara2 lain. Harusnya pemerintah bikin sayembara aja ya supaya bisa dapet tagline yang keren dari masyarakat (terutama dari para anak DKV...ciecie...), atau sekalian bikinin iklan TV ato majalahnya. Biar artistik! Jangan cuma logonya aja yang didesain. Lagian sebagai desainer pasti banyak dari kita yang pengen nyumbang sesuatu yang berdampak positif buat negara. ’Tul gak?

Gw pribadi kebayangnya ngasih tagline Expect The Unexpected (hak cipta gw lho yah!:P jangan dicontek!). Kenapa? Soalnya dengan tagline itu isi iklannya bisa di-twist supaya unik, baik untuk wisatawan yang berjiwa petualang (backpackers, adrenaline-seekers, dll) maupun untuk wisatawan yang biasa (wisata alam, budaya, dll). Diedarinnya kan bisa ke Youtube segala. Misalnya aja wisata naik angkot ngebut (hahaha… ada temennya temen gw yang bule dan seneng banget naik angkot, karena seru katanya!), wisata ke gedung-gedung angker, ato ke tempat bencana alam kayak lumpur Sidoarjo (kalo ga salah ada lokasi bencana alam di luar negeri yang ternyata bisa menarik wisatawan juga lho!). Sedangkan buat yang alam atau budaya, negara kita udah kaya, man! Tinggal pilih aja mau yang mana. Asal diolahnya niat.

Hmm...kalo udah kebanyakan ide kayak gini kadang gw heran kenapa dulu gak sekalian masuk DKV aja ya? Rasanya lebih banyak ide di otak yang bisa gw olah secara DKV dibanding kalo jadi desainer interior. Hehehe...Dasar mental penyusup!

-Bella-